RSS

POSTUR (BODY ALIGNMENT)


Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh adalah persendian, tendon, ligamen, dan otot. Apabila keempat bagian tersebut digunaka dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dalam posisi duduk, berdiri, dan berbaring yang befnar.
Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan baik, mengurangi jumlah energi yang digunakan, mempertahankan keseimbangan, mengurangi kecelakaan, memperluas ekspansi paru-paru, meningkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal.


Untuk mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, di antaranya:
1. Keseimbangan dapat dipertahankan jika garis gravitasi (line of gravity—ganis imajiner vertikal) melewati pusat gravitasi (center of gravity—titik yang berada di pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of support—posisi menyangga atau menopang tubuh).
2. Jika dasar tumpuan lebih luas dari pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan dan keseimbangan akan lebih besar.
3. Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, energi akan lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
4. Dasar tumpuan yang luas dari bagian-bagian dan postur tubuh yang baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot.
6. Memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan ligamen.
7. Posisi dan aktivitas yang bervaniasi dapat membantu mempertahankan otot dan mencegah kelelahan.
8. Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan.
9. Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban belakang.
10. Postur yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot, dan kontraktur.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Postur Tubuh
Pembentukan postur tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Status kesehatan. Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal pada organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga memengaruhi pembentukan postur tubuh. Hal ini dapat dijumpai pada orang sakit yang banyak mengalami ketidakseimbangan dalam pergerakan.
2. Nutrisi. Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan energi yang digunakan dalam membantu proses pengaturan keseimbangan organ otot, tendon, ligamen, dan persendian. Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan energi pada organ tersebut akan kurang sehingga memengaruhi proses keseimbangan
3. Emosi. Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh. Hal tersebut dapat memengaruhi proses koordinasi pada otot, ligamen, persendian, dan tulang.
4. Gaya hidup. Perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang menjadi lebjh baik atau bahkan sebaliknya, menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat, misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan baik.
5. Perilaku dan nilai. Adanya perubahan perilaku dan nilai seseorang dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh. Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempat dapat memengaruhi proses pembentukan postur tubuh orang lain yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.

PENGATURAN POSISI
Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, di mana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan (Gambar 7.1). Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Cara Pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Dudukkan pasien.
c. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi untuk fowler (900) dan semi fowler (30 - 45°).
d. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.







Gambar 7.1 Cara posisi fowler
Sumber : Belland dan Wells 1986

Posisi Sim
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri(Gambar 7.2). Posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat (Supositoria) melalui anus.
Cara pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Pasien dalam keadaan berbaring. Kemudian apabila dimiringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkup, maka lutut kaki kiri diluruskan serta paha kanan ditekuk diarahkan ke dada. Tangan kiri di belakang punggung dan tangan kanan di depan kepala.
c. Bila pasien miring ke kanan, posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan lurus, sedangkan lutut dan paha kiri ditekuk dan diarahkan ke dada. Tangan kanan di belakang punggung dan tangan kiri di depan kepala.





Gambar 7.2 Cara posisi sim (dengan posisi pasien miring ke kiri)
Somber: Belland dan Wells 1986

Posisi Trendelenburg
Posisi trendelenburg adalah posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala tebih rendah daripada bagian kaki (Gambar 7.3). Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.


Cara pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Pasien dalam keadaan berbaring telentang. Letakkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur pasien, serta berikan bantal di bawah lipatan lutut.
c. Pada bagian kaki tempat tidur, berikan balok penopang atau atur tempat tidur secara khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.





Gambar 7.3 Cara posisi trendelenburg
Sumber : Belland dan Wells 1986

Posisi Dorsal Recumbent
Posisi dorsal recumbent adalah posisi berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur (Gambar 7.4). Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genitalia serta proses persalinan.
Cara Pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah di buka.
c. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur dan renggangkan kedua kaki.
d. Pasang selimut.






Gambar 7.4 Cara posisi dorsal recumbent
Sumber: Bellarid dan Wells 1986


Posisi Litotomi
Posisi litotomi adalah posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut (Gambar 7.5). Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
Cara Pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha dan tarik ke arah perut.
c. Tungkai bawah membentuk sudut 900 terhadap paha.
d. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi litotomi.
e. Pasang selimut.





Gambar 7.5 Cara posisi litotomi
Sumber : Belland dan Wells 1986

Posisi Genu Pektoral
Posisi genu pektoral adalah posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur (Gambar 7.6). Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
Cara Pelaksanaan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Anjurkan pasien untuk berada dalam posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada kasur tempat tidur.
c. Pasang selimut pada pasien.




Gambar 7.6 Cara posisi genu pektoral
Sumber : Belland dan Wells 1986

Bagikan
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment